Nama : JWIATUN
SURANI/16609715
Kelas : 3SA02
INFO
KESEHATAN
I.
DEMAM
Demam adalah
suatu bagian penting dari mekanisme pertahanan tubuh melawan infeksi.
Kebanyakan bakteri dan virus yang menyebabkan infeksi pada manusia hidup subur
pada suhu 37 derajat Celcius. Meningkatnya suhu tubuh beberapa derajat dapat
membantu tubuh melawan infeksi. Demam akan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk
membuat lebih banyak sel darah putih, membuat lebih banyak antibodi dan membuat
lebih banyak zat-zat lain untuk melawan infeksi.
Demam
bukanlah penyakit, tetapi reaksi pertahanan tubuh terhadap cedera atau
infeksi. Tubuh menghasilkan panas lebih banyak dan mencoba mempertahankan suhu
tingginya agar metabolisme berlangsung lebih cepat. Suhu tubuh yang tinggi
itu juga menghambat perkembangan kuman dan bakteri. Ketika demam,
tubuh akan mendinginkan diri dengan melebarkan pembuluh darah sehingga
panas dapat keluar melalui kulit (keringat). Hal ini membuat tubuh
menggigil.
Anak-anak biasanya terserang demam lebih
tinggi dari pada orang dewasa.
Bila anak Anda
kelihatan kuat dan tidak mengalami kejang, demam mungkin tidak memerlukan
pengobatan. Jika anak Anda tidak sehat, Anda dapat memberikan sirup atau tablet
penurun panas. Beberapa saran untuk perawatan:
§ Usahakan anak minum secara teratur untuk mencegah dehidrasi.
§ Biarkan anak banyak beristirahat dan tidur untuk memulihkan diri.
§ Kenakan baju tipis pada anak agar panasnya keluar.
Demam
yang melebihi 3 hari mungkin merupakan malaria atau penyakit yang disebabkan
oleh nyamuk lainnya.
II.
DEMAM BERDARAH
Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan
oleh virus dengue, yang masuk ke
peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes
albopictus. Terdapat empat jenis virus
dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam berdarah. Virus dengue merupakan virus dari
genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan
subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembap. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue
di seluruh dunia.
Perbedaan Demam dengue dan demam berdarah dengue (DBD). Meski
perjalanan awal penyakit ini hampir mirip, namun dua penyakit infeksi virus
dengue ini memiliki tingkat kegawatan berbeda.
Demam dengue
dan demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Infeksi virus dengue menyebar dengan cepat dan dapat menyerang
banyak orang pada masa epidemik. Kondisi lebih parah dialami oleh anak-anak.
DBD merupakan
bentuk yang lebih parah dari demam dengue karena perdarahan dan syok terkadang
dapat terjadi yang dapat berakibat fatal, yakni kematian.
Demam dengue
§
Demam akut selama 2-7
hari, disertai sakit kepala, nyeri otot dan sendi
§
Bisa disertai
penurunan trombosit.
§
Panas akan turun pada
hari ketiga atau keempat.
§
Tingkat penyembuhannya
lebih baik.
DBD:
§
Demam tinggi mendadak,
disertai nyeri kepala, nyeri di bagian belakang bola mata, terkadang juga nyeri
perut.
§
Ada tanda ruam atau
bintaik merah di kulit
§
Tidak disertai dengan
batuk atau sakit di tenggorokan.
§
Trombosit dan leukosit
turun (kurang dari 100.000)
§
Terjadi peningkatan
hematokrit (naik 20 persen dari jumlah normal).
§
Perdarahan pada
jaringan lunak (hidung, mulut, atau gusi).
§
Terjadi perembesan
plasma. Makin bocor bisa menyebabkan syok.
III. Demam Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui
gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di
organ hati kemudian menginfeksi sel darah merah. Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan gejala awal
menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat terjadi
komplikasi yang berujung pada kematian.
Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana
parasit Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk
Anopheles.
Daerah
selatan Sahara di Afrika dan Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat
dengan angka kejadian malaria tertinggi.
Berdasarkan
data di dunia, penyakit malaria membunuh satu anak setiap 30 detik. Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi
dan sekitar 1 juta orang meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya. 90% kematian terjadi di Afrika,
terutama pada anak-anak.
Tanda dan
Gejala Penyakit malaria
Masa tunas / inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari sampai beberapa bulan yang kemudian barulah muncul tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh penderita seperti demam, menggigil, linu atau nyeri persendian, kadang sampai muntah, tampak pucat / anemis, hati serta limpa membesar, air kencing tampak keruh / pekat karena mengandung Hemoglobin (Hemoglobinuria), terasa geli pada kulit dan mengalami kekejangan.
Namun demikian, tanda yang
klasik ditampakkan adalah adanya perasaan tiba-tiba kedinginan yang diikuti
dengan kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak berkeringat setelah 4
sampai 6 jam kemudian, hal ini berlangsung tiap dua hari. Diantara masa
tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti sediakala. Pada usia anak-anak
serangan malaria dapat menimbulkan gejala aneh, misalnya menunjukkan gerakan /
postur tubuh yang abnormal sebagai akibat tekanan rongga otak. Bahkan lebih
serius lagi dapat menyebabkan kerusakan otak.
IV. ITP
ITP adalah singkatan dari Idiopathic Thrombocytopenic
Purpura. 'Idiopathic'berarti 'tidak diketahui penyebabnya'.'Thrombocytopenic'
berarti 'darah yang tidak cukup memiliki sel darah merah (trombosit). 'Purpura'
berartiseseorang memiliki luka memar yang banyak (berlebihan).
Dalam tubuh seseorang yang menderita ITP, sel-sel darahnya
kecuali sel darah merah berada dalam jumlah yang normal. Sel darah merah
(Platelets) adalah sel-sel sangat kecil yang menutupi area tubuh paska luka
atau akibat teriris/terpotong dan kemudian membentuk bekuan darah. Seseorang
dengan sel darah merah yang terlalu sedikit dalam tubuhnya akan sangat mudah
mengalamiluka memar dan bahkan mengalami perdarahan dalam periode cukup lama
setelah mengalami trauma luka. Kadang bintik-bintik kecil merah (disebut Petechiae)
muncul pula pada permukaan kulitnya. Jika jumlah sel darah merah ini sangat
rendah, penderita ITP bisa juga mengalami mimisan yang sukar berhenti, atau
mengalami perdarahan dalam organ ususnya.
Penyebab ITP ini tidak diketahui. Seseorang yang menderita
ITP, dalam tubuhnya membentuk antibodi yang mampu menghancurkan sel-sel darah
merahnya. Dalam kondisi normal, antibodi adalah respons tubuh yang sehat
terhadap bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh. Tetapi untuk penderita
ITP, antibodinya bahkan menyerang sel-sel darah merah tubuhnya sendiri.
Gejala klinis bervariasi tergantung jumlah trombosit serta
kadar antibodi platelet. Anemia baru didapatkan bila terjadi perdarahan hebat.
Gejala ITP sendiri biasanya pelahan-lahan dengan riwayat mudah berdarah dengan
trauma maupun tanpa trauma. Pada umumnya bentuk perdarahannya ialah purpura
pada kulit dan mukosa [hidung, gusi, saluran makanan dan traktus urogenital].
Dan mungkin pada sebagian besar kasus ITP pada anak, awalnya
akan didiagnosa dengan DHF dengan manifestasi perdarahan [grade III-IV], tapi
seperti yang disebutkan diatas, pada ITP tidak didapatkan demam, pembesaran
limpa dan tidak ada peningkatan hematokrit.
V.
Demam Tifoid
Demam
tifoid, atau typhoid juga disebut typhus atau
types dalam bahasa Indonesianya, adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu
Salmonella Typhi. Penyebaran bakteri ke
dalam makanan dan minuman bisa terjadi akibat pencucian tangan yang kurang
bersih setelah buang air besar maupun air kecil.
Penyakit
demam Tifoid ini bisa menyerang saat kuman tersebut masuk melalui makanan atau
minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Dan
melalui peredaran darah, kuman sampai di organ tubuh terutama hati dan limpa.
Ia kemudian berkembang biak dalam hati dan limpa yang menyebabkan rasa nyeri
saat diraba.
Setelah infeksi terjadi akan muncul satu atau beberapa gejala
berikut ini:
§ demam tinggi dari 39° sampai 40 °C (103° sampai 104 °F) yang meningkat secara
perlahan
§ tubuh
menggigil
§ denyut
jantung lemah
§ badan
lemah ("weakness")
§ sakit kepala
§ nyeri
otot
§ hilang nafsu makan
§ sakit perut
§ pada
kasus tertentu muncul penyebaran vlek merah muda ("rose spots")
references :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar